Senin, 11 Maret 2013

Peristiwa


Secara tradisional, BONEK memiliki lawan-lawan, sebagaimana layaknya suporter di luar negeri.  Saat era perserikatan, lawan tradisional BONEK adalah suporter PSIS Semarang dan Bobotoh Bandung.  Di era Liga Indonesia, lawan tradisional itu adalah AREMANIA Malang, The Jak suporter Persija, dan Macz Man fans PSM Makassar.  Di era Ligina, BONEK justru bisa berdamai dengan Bobotoh PERSIB Bandung dan Suporter PSIS Semarang.

Beberapa peristiwa kekacauan yang disebabkan “BONEK mania” antara lain adalah :

Kerusuhan pada pertandingan Copa Dji Sam Soe antara PERSEBAYA Surabaya melawan AREMA Malang pada 4 September 2006 di Stadion 10 November, Tambaksari, Surabaya.  Selain menghancurkan kaca-kaca di dalam stadion, para pendukung PERSEBAYA ini juga membakar sejumlah mobil yang berada di luar stadion antara lain mobil stasiun televisi milik ANTV, mobil milik Telkom, sebuah mobil milik TNI Angkatan Laut, sebuah ambulans dan sebuah mobil umum.  Sementara puluhan mobil lainnya rusak berat.  Atas kejadian ini Komisi Disiplin PSSI menjatuhkan hukuman (sebelum banding) dilarang bertanding di Jawa Timur selama setahun kepada PERSEBAYA, kemudian larangan memasuki stadion manapun di seluruh Indonesia kepada para BONEK selama tiga tahun.

AREMANIA bukanlah satu – satunya ‘musuh’ BONEK mania.  Mereka juga berseberangan dengan The Jak, Suporter Persija Jakarta.  Pertandingan antara Persija dan PERSEBAYA selalu menghadirkan tensi tinggi dari pendukungnya.  Sering muncul upaya saling umpat hingga tak jarang muncul kericuhan.  Pada babak 8 besar Ligina tahun 2005, menjelang pertandingan melawan Persija, PERSEBAYA mundur dan BONEK mania diminta pulang ke Surabaya karena mendapat tekanan dan ancaman pembunuhan.  Gara –gara aksi tersebut PERSEBAYA harus rela dihukum terdegradasi ke divisi 1.

Permusuhan lain yang cukup mengerikan terjadi antara BONEK dan Pasoepati, kelompok pendukung Persis Solo.  Agustus 2006 BONEK bikin onar saat final divisi I di Kediri, pendukung tim BAJOL IJO ini memasuki lapangan dan bentrok dengan suporter tim kebanggaan masyarakat Surakarta.  Gara – gara ulah tersebut BONEK dijatuhi sanksi lima kali tidak boleh mendampingi timnya saat pertandingan away.

Ketegangan tidak berakhir di situ, tanggal 23 Januari 2010, sekitar 400 BONEK yang berangkat dari Surabaya menuju Bandung untuk menyaksikan pertandingan antara PERSEBAYA melawan PERSIB.  Saat melewati Solo terlibat bentrokan dengan warga dengan saling melempar batu.  Selain itu rombongan BONEK mania juga melakukan penjarahan terhadap pedagang di stasiun, pemukulan terhadap wartawan Antara dan anggota Brimob, perusakan stasiun Purwosari Solo dan stasiun lainnya, perusakan rumah warga, serta tindakan-tindakan tidak terpuji lainnya.  Saat perjalanan pulang dari Bandung BONEK mendapat serangan balasan dari beberapa warga Solo.  Hingga saat ini BONEK tak berhenti mencuri perhatian masyarakat.  Di satu sisi mereka masih terus menebar teror.  Namun tidak sedikit yang kagum atas militansi para pendukung PERSEBAYA ini.  Selanjutnya, kita akan mengenal BONEK lebih dekat, melihat pertaliannya dengan PERSEBAYA, serta membacanya dari akar budayanya.

Namun tidak selalu BONEK bertindak anarkis ketika kesebelasan PERSEBAYA kalah.  Tahun 1995, saat Ligina II, PERSEBAYA dikalahkan Putra Samarinda 0 – 3 di Gelora 10 November.  Tapi tidak ada amuk BONEK sama sekali.  Para BONEK hanya mengeluarkan yel-yel umpatan yang menginginkan pelatih PERSEBAYA mundur.

Saat masih di Divisi I, PERSEBAYA pernah ditekuk PSIM 1 – 2 di kandang sendiri.  Saat itu juga tidak ada aksi kerusuhan.  Padahal, jika menengok fakta sejarah, hubungan suporter PERSEBAYA dengan PSIM sempat buruk, menyusul meninggalnya salah satu suporter PERSEBAYA dalam kerusuhan di kala perserikatan dulu.

  

Dari ulah BONEK PSSI pun berkali-kali menjatuhkan hukuman.  Yang terakhir adalah 21 Januari lalu.  Meski sudah dilarang oleh PSSI mendukung pertandingan away PERSEBAYA, BONEK tetap saja hadir walaupun harus melepas atributnya.  Saat bertanding di kandang pun BONEK hampir selalu memenuhi dan menghijaukan stadion gelora 10 November.  Bisa dibilang ada PERSEBAYA ada BONEK, keduanya merupakan dua hal yang sulit dipisahkan.  Perilaku BONEK seperti dua sisi mata uang, di satu sisi tindakan perusakannya sungguh mengerikan, namun di sisi lain mereka loyal, total, dan militan mendukung PERSEBAYA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar